Menggambar Ragam Hias pada Bahan Buatan (Tekstil)



Kompetensi Inti

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.


Kompetensi Dasar

3.3 memahami prosedur penerapan ragam hias pada bahan buatan




Tujuan

1. mendeskripsikan pengertian ragam hias tekstil

2. mengidentifikasi jenis dan sifat bahan tekstil

3. mengidentifikasi  jenis dan bahan pewarna tekstil

4. mendeskripsikan teknik dan langkah menggambar ragam hias pada bahan tekstil



A. Pengertian Ragam Hias pada Tekstil


Ragam hias adalah bentuk-bentuk dasar hiasan yang biasanya disusun secara berulang-ulang sesuai pola tertentu, diterapkan pada karya seni atau kerajinan dengan tujuan untuk memperindah atau menghias. Ragam hias Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenun, tatah sungging, anyaman, tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu. 


Teknik penggubahan motif ragam hias adalah secara realis, stilasi, dan deformasi. Ragam hias tersebut muncul dengan bentuk-bentuk yang bervariasi. Ragam hias asli Nusantara biasanya berbentuk realis atau hasil stilasi/penggayaan dan deformasi flora, fauna, figuratif, benda. Ada pula ragam hias bermotif abstrak dan hasil adaptasi pengaruh budaya luar, misalnya dari Tiongkok, India, dan Persia.


Ragam hias tidak hanya digunakan untuk memperindah karya-karya seni kerajinan tradisional, namun sampai saat ini sangat mudah ditemukan pada banyak karya seni ataupun benda lain. Salah satunya adalah tekstil. Tekstil dalam kehidupan sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun sebenarnya terdapat sedikit perbedaan antara kedua istilah tersebut, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.


Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, dan pengikatan. Tekstil juga dapat diartikan jalinan antara lungsi dan pakan atau dapat dikatakan sebuah anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan benang. Proses pembuatan bahan tekstil dapat menggunakan alat tenun tradisional maupun modern.


Pengertian ragam hias tekstil adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya disusun secara berulang-ulang sesuai pola tertentu, diterapkan pada kain yang tujuannya untuk memperindah atau menghias.


Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara, yaitu :


1. Membatik

Pengertian secara umum batik tulis/klasik adalah sebuah teknik menahan warna dengan lilin malam secara berulang-ulang di atas kain, namun pada perkembangannya, batik dibuat menggunakan teknik celup, cap, sablon, dan printing.


2. Menenun

Teknik pembuatan kain dengan cara memasukkan secara berselang-seling kelompok benang yang membujur (lungsin) ke dalam kelompok benang yang melintang (pakan)


3. Menyulam

Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit menggunakan keterampilan tangan secara manual


4. Membordir

Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit menggunakan bantuan mesin


5. Melukis

Teknik pembuatan hiasan pada kain menggunakan alat bahan kuas dan cat



B. Jenis dan Sifat Bahan Tekstil


1. Bahan Alami

a. Kapuk

a) diperoleh dari tanaman dan pohon randu

b) disebut katun sutra karena mengkilap seperti sutera

c) tekstur halus

d) lemah

e) serat pendek


b. Katun/Kapas

a) serat alami yang paling banyak digunakan dalam pakaian, tumbuh di sekitar biji tanaman kapas.

b) kekuatan cukup baik

c) elastisitas sangat rendah

d) kurang kuat dan rentan terhadap kerutan

e) jika dipakai nyaman dan terasa lembut


c. Sutra

a) terbuat dari kepompong ulat sutra

b) berkilau, tekstur halus dan lembut, licin, lentur

c) ringan, kuat, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya ketika basah

d) dapat melemah jika terkena terlalu banyak sinar matahari

e) dapat dirusak oleh serangga, terutama jika dibiarkan kotor


d. Wol

a) dari kulit domba, serat yang relatif kasar dan berkerut

b) higroskopis, mudah menyerap kelembaban

c) tahan terhadap listrik statis

d) diterapkan untuk pembuatan jaket, jas, celana, topi, selimut, dan karpet

e) sangat lentur, tidak mudah kusut


e. Goni

a) berasal dari tumbuhan rami (jute) atau rosela

b) serat termurah

c) tidak tahan lama karena cepat rusak bila terkena air dalam waktu lama

d) kekuatan kurang

e) tidak bisa diubah warnanya menjadi putih bersih



2. Bahan Buatan


a. Nilon

a) elastisitas tinggi

b) sangat kuat dan tahan lama

c) termoplastik

d) bisa menjadi sangat mengkilat atau kusam

e) tahan terhadap serangga, jamur, lumut dan kebusukan


b. Dakron

a) nama asli yaitu polietilena tereftalat 

b) mudah dicuci, cepat kering, tidak mudah kisut

c) agak keras, digunakan untuk pengisian bantal, boneka, dll


c. Poliester

a) termoplastik, bisa dibentuk ulang dengan proses pemanasan

b) kekuatan baik

c) hidrofobik (tidak menyerap)

d) diterapkan untuk pembuatan pakaian tenun dan rajutan, kemeja, celana, dll



C. Jenis dan Bahan Pewarna Tekstil

Salah satu unsur yang membuat suatu bahan tekstil menjadi indah adalah warna. Terdapat beberapa jenis pewarna tekstil. Sama dengan jenis bahan pembuatan serat/benang tekstil, secara umum terdapat dua jenis pewarna, yaitu alami dan buatan (sintetis). Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, daun, buah, kulit kayu dan kayu. Pewarna buatan (sintetis) dibuat dari bahan kimia. Di bawah ini merupakan penjelasan kedua bahan pewarna tersebut :


1. Pewarna tekstil alami

Pewarna alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak tahan terhadap sinar matahari.


a. Kunyit (Curcuma domestica)

Warna alami yang dihasilkan dari parutan kunyit yang direbus yaitu kuning hingga jingga.


b. Kayu tingi (soga)

Warna yang dihasilkan dari kulit kayu dan getahnya yaitu merah dan hitam. 


c. Kesumba

Warna alami dihasilkan dari biji kesumba yaitu warna merah atau kuning.


d. Tarum atau tom (Indigofera Tinctoria)

Warna yang dihasilkan dari rendaman daun tarum adalah warna biru


e. Pinang (Areca Cathecu)

Warna alami yang dihasilkan dari tumbukkan halus biji buah pinang tua adalah warna merah.


f. Suji (Dracaena angustifolia)

Warna alami yang dihasilkan dari air hasil tumbukan halus tumbuhan ini yaitu hijau. 


g. Kulit manggis (Garcinia mangostana)

Warna yang dihasilkan dari kulit manggis yaitu biru, ungu dan merah. Warna tersebut diperoleh dengan cara menumbuk halus kulit manggis kemudian bubuk kulit manggis direndam menggunakan etanol dan dikeringkan. 


h. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)

Warna yang dihasilkan dari akar mengkudu ini yaitu warna merah kecoklatan.


i. Getah gambir

Gambir yaitu sejenis getah yang telah dikeringkan dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan. Warna merah tua hingga kecoklatan yang dihasilkan dari tumbuhan ini.


j. Jati (Tectona grandis)

Warna yang dihasilkan dari daun jati yaitu warna merah kecoklatan.


k. Angsana

Warna yang dihasilkan oleh kayu angsana yaitu warna merah sedangkan daunnya berwarna coklat kekuningan.



2. Pewarna tekstil buatan/sintetis

Bahan pewarna buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap sinar matahari. Jenis pewarna naphtol digunakan dengan teknik celup, sedangkan pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis).


a. Naphtol

Zat warna naptol terdiri dari komponen naphtol sebagai komponen dasar dan komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut garam naphtol. 


b. Zat Warna Indigosol

Zat warna Indigosol atau bejana larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya baik, berwarna merata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai dengan cara pecelupan dan coletan. Warna dapat timbul setelah dibangkitkan dengan Natrium Nitrit dan Asam/Asam sulfat atau Asam florida.


c. Zat Warna Rapid

Zat warna rapid biasa dipakai untuk  coletan jenis rapid fast.  Zat warna ini adalah campuran komponen naphtol dan garam diazonium yang distabilkan, biasanya paling banyak dipakai rapid merah, karena warnanya cerah dan tidak ditemui di kelompok indigosol.


d. Zat Warna Pigmen

Pemakaian untuk bahan tekstil memerlukan suatu zat pengikat yang membantu pengikatan zat warna tersebut dengan serat. Zat warna pigmen banyak digunakan untuk cetak saring, tidak cocok digunakan dengan teknik pencelupan


e. Cat Tekstil

Cat Tekstil berbahan dasar air. Cat jenis ini khusus untuk melukis di atas kain. Cat ini cocok untuk kegiatan melukis t-shirt, sepatu kanvas atau tas kain. Setelah cat mengering bidang lukisan harus disetrika, namun besi setrikaan jangan mengenai langsung lukisannya.


f. Cat Akrilik

Merupakan salah satu jenis cat yang cukup awam dipakai untuk melukis. Cat ini adalah jenis cat yang terbuat dari plastik dengan dasar polietilen dan mengeras saat kering. Cat akrilik dapat dicampur dengan air, tetapi menjadi tahan air apabila kering. Lukisan berbahan cat akrilik mampu menyerupai lukisan cat air atau lukisan cat minyak.



D. Teknik / Langkah Menggambar Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang berbeda-beda, misalnya sulam, batik, sablon tenun ikat, bordir, songket, dan lukis. Salah satu penerapan ragam hias adalah teknik lukis yang diterapkan pada kaos. Kaos terbuat dari bahan yang menyerap cat. Bahan pewarnaan yang digunakan misalnya cat tekstil atau cat sablon dengan alat kuas.




Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada produk kaos, dengan teknik menggambar :


1. Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas

2. Siapkan kaos berilah alas agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang

3. Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan kaos dengan pensil

4. Selesaikan gambar dengan menerapkan warna dengan kuas

5. Keringkan hasil gambar ragam hias dengan hair dryer atau dijemur


 


Penulis :

Fajar Prihattanto


 






0 Comments